Senin, 15 Agustus 2016

Memahami Paragraf yang Baik

           Memahami Paragraf yang Baik
Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan kalimat atau kalimat-kalimatnya berhubungan secara logis. Kepaduan (koherensi) ini dapat dibangun melalui pengulangan kata kunci atau sinonim kata ganti, dan kata atau frasa transisi.
a.       Pengulangan kata kunci
Kalimat-kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang telah disebutkan di kalimat pertama diulang lagi di kalimat berikutnya, misalnya:
·         Teknologi dengan teknologi,
·         Tidak melanggar dengan selalu menaati.
Contoh:
(1) Perkembangan teknologi layar sntuh bukanlah hal yang baru muncul dalam hitungan hari. (2) Ada beberapa titik yang menandai teknologi tersebut. (3) Ambil saja contoh telepon genggam, yang disebut-sebut telah mempercepat kehadiran inovasi teknologi layar sentuh. (4) bahkan kini, seiring pengembangan dan inovasi yang dilakukan. Layar sentuh menjadi tren yang akan mengisi dunia teknologi informasi dan komunikasi dalam waktu dekat.
Kata kunci paragraf di atas adalah teknologi yang diperkuat pula dengan kata perkembangan dan frasa layar sentuh.
b.      Kata Ganti atau Padanannya
Kepaduan antar kalimat dalam paragraf dapat pula dijalin dengan menggunakan kata ganti, misalnya:
·     Pemain       

dengan ia atau dia
·      Para pemain                      

dengan mereka
·      Saya dan dia                      

dengan kami
·     Saya dan kamu      

dengan kita
·      Kesebelasan Indonesia bermain seri melawan kesebelasan Kuwait


Dengan Hal ini menyebabkan . . . .
Contoh:
(1) Manusia adalag ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan berkuasa di muka bumi ini. (2) Dia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupnya. (3) Mereka tidak diizinkan untuk menyia-nyiakannya atau menyakiti dan merusaknya. (4) Tuhan pasti murka kepadanya kalau itu terjadi.
Kata ganti paragraf di atas adalah dia, mereka, dan -nya.
c.       Kata atau Frasa Transisi
Kata atau frasa transisi adalah kata atau frasa penghubung, konjungsi atau perangai, baik  intrakalimat maupun antar kalimat. Kata atau frasa transisi menyatakan hubungan sebagai berikut:
·     Penegasan
:
jadi, dengan demikian
·      Pertentangan          
:
namun, tetapi, akan tetapi, berbeda dengan,  sebaliknya, meskipun demikian, kecuali, daripada, padahal
·     Sebab, akibat, atau hasil
:
Sebab, karena, akibatnya, dampaknya, oleh sebab itu, oleh karena itu, hasilnya sehingga
·      Waktu
:
Ketika, saat itu
·      Syarat
:
Jika, apabila, kalau
·     Urutan
:
Pertama, mula-mula, akhirnya, selanjutnya
·     Tambahan informasi
:
Selain itu, singkatnya, tambahan pula, di samping itu, dengan kata lain
                        Contoh            :
Kerusakan lingkungan kini terjadi di mana-mana. Bukan saja kerusakan hutan, tetapi limbah – limbah rumah tangga dan pabrik sudah merajalela. Bau tidak sedap dan busuk sering kita hirup. Seolah-olah kita tidak merasakan bau itu karena sudah terbiasa. Padahal, bibit penyakit tersebar ke mana-mana. Akibatnya fatal, yaitu menjadikan generasi kita rentan penyakit sehingga orang sakit semakin hari semakin banyak.
Konjungsi intrakalimat            : tetapi, karena, dan sehingga                                                          
Kata transisi antarkalimat                       : padahak, akibatnya




Sumber: Seri Pendalaman Materi Bahasa Indonesia SMK dan MAK hlm. 4 – 5.
Load disqus comments

0 komentar