Memahami
Inti Wacana dari Penalaran
Pada
dasarnya, ada dua macam penalaran karangan, yakni induktif dan deduktif.
a. Penalaran
Induktif
Penalaran
induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data,
pembahasan, dukungan pembuktian, contoh, dan diakhiri kesimpulan yang merupakan
inti wacana atau gagasan utama.
Penilaian
induktif dibagi menjadu tiga macam, yakni: generalisasi, analogi, dan sebab
akibat. Generalisasi adalah proses
penalaran berdasarkan pengamatan atau sejumlah gejala (data) yang bersifat
khusus atau yang sejenis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum. Analogi adalah proses penalaran
berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan suatu objek
sampai kesimpulan yang berlaku umum. Sebab
akibat adalah proses penalaran berdasarkan hubungan sebab akibat atau
akibab sebab.
Contoh 1: Generalisasi
Besi apabila dipanaskan dalam suhu
tertentu akan memuai. Tembaga jika dipanaskan pada suhu tertentu juga akan
memuai. Jadi semua logam jika dipanaskan
pada suhu tertentu akan memuai.
Contoh
2: Analogi
Triana adalah guru bahasa Indonesia SMK
Bunda Kandung, lulusan Universitas 1 Jakarta. Ia seorang guru yang profesional.
Siswa-siswanya sangat senang karena apa yang diajarkan selalu dapat dipahami
dengan baik. Wajarlah kalau nilai ujian nasional bahasa Indonesia siswa-siswi
SMK Bunda Bandung selalu baik. Namun, sangat disayangkan tahun ini Ibu Triana
pindah tugas karena mingikuti suaminya bekerja di Kalimantan. Oleh karena itu, Bapak Usman harus mencari
guru baru lulusan Universitas Negeri Jakarta dengan harapan ia juga guru yang
profesional seperti Ibu Triana.
Contoh 3: Sebab akibat
Banjir di India tahun ini disebut para
pejabat sebagai yang terburuk dalam puluhan tahun di India Selata. Banjir ini
menggenangi jutaan hektare ladang, termasuk perkebunan tebu. Banyak pohon tebu
rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi sebagai bahan baku gula pasir. Jadi
sudah dapat dipastikan produksi gula pasir di Karnataka – penghasil gula pasir
terbesar nomor tiga di India akan anjlok tahun ini.
b.
Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif adalah proses berfikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang
bersifat umum, disertai dan diakhiri dengan fakta atau sikap yang berlaku
khusus.
Contoh:
Hujan
deras dan angin kencang, Selasa (6/10) terjadi di Mojokerto, Jawa Timur.
Angin itu menumbangkan sejumlah pohon dan papan reklame. Sebuahgapura penanda batas
wilayah Desa Kepuhanyar dan Desa Mojoanyar nyaris ambruk. Ranting pohon tanjung
dan sonokeling di sepanjang Jalan Gajah Mada, Jalan Pahlawan, dan Jalan
Majapahit di Kota Mojokerto tampak berserakan. Bahkan, lampu pengatur lalu
lintas pun tak dapat berfungsi dengan baik.
c. Penalaran
Deduktif – Induktif
Pada
hakikatnya kalimat topik dalam satu paragraf hanya satu. Akan tetapi, ada
kalimat topik yang ditempatkan di awal dan diakhir paragraf. Penalaran semacam
ini disebut penalaran deduktif – deduktif.
Contoh:
Penyakit
kaki gajah disebabkan oleh cacing filarial. Cacing ini berbentuk silindris,
halus seperti benang putih serta berukuran panjang 55 – 100 mm dan tebal 0,16
mm. Cacaing jantan lebih kecil, berukuran 55 mm × 0,09 mm. Larva mikrofilaria
sekali keluar bisa mencapai puluhan ribu berukuran 200 – 600 mikron. Cacing ini
diisap oleh nyamuk dan dipindahkan ke tubuh manusia melalui gigitannya. Kegiatan cacing mini ini menyebabkan kaki
dan tangan penderitanya berubah berukiuran besar atau yang disebut penyakit kaki
gajah.
Pikiran utama : Penyebab penyakit kaki gajah.
Pikiran penjelas : (1) Ukuran cacing filarial.
(2) Ukuran cacing jantan (filarial).
(3) Jumlah larva mikrofilaria sekali ke luar.
(4) Nyamuk memindahkan cacing filaria ke tubuh
manusia.
Pikiran utama : Kegiatan cacing mini menyebabkan penyakita kaki gajah.
d. Penalaran
Induktif – Deduktif
Paragraf induktif –
deduktif adalah paragraf yang diawali dan diakhiri dengan kalimat penjelas
sedangkan kalimat utamanya terletak di tengah pargraf.
Contoh:
(1)
Pasar Induk Keramat Jati setiap hari dibanjiri pembeli. (2) Sejak pukul 01.00
dini hari pasar ini sudah mulai ramai. (3) Boleh
dikatakan, pasar yang menjual aneka buah dan sayur mayur itu tak pernah sepi.
(4) para pembeli berdatangan silih berganti dari penjuru Jakarta. (5) Bahkan,
ada juga yang datang dari Tangerang dan Bekasi.
Pikiran penjelas : (1) Pasar induk Kramat Jati dibanjiri pembeli.
(2) Pukul 01.00 dini hari sudah mulai ramai.
Pikiran utama : (3) Pasar Induk Keramat Jati tak pernah sepi
Pikiriran penjelas : (4) Pembeli berdatangan silih
berganti.
(5) Ada juga yang datang dari Tangerang dan Bekasi.
0 komentar